Sejarah seni Tiongkok dari Lima Dinasti

907: Munculnya Seni Lima Dinasti

Periode Lima Dinasti (907-960) menandai transisi penting dalam sejarah seni Tiongkok. Sementara bagian utara negara menderita invasi suku non-Han dan melihat ekonominya dirusak oleh konflik, para seniman mengembangkan ekspresi gambar yang inovatif. Era yang penuh gejolak ini secara paradoks menjadi tempat peleburan kreativitas di mana para pelukis, terutama mereka yang mengungsi ke selatan, mengubah penderitaan mereka menjadi karya dengan kedalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dua sekolah yang berbeda muncul: Sekolah Utara (北方画派Běifāng huàpài) yang dicirikan oleh lanskap monumental dengan bentuk sederhana, dan Sekolah Selatan (南方画派Nánfāng huàpài) dengan komposisi yang lebih harmonis dan vegetasi yang subur.

Kuda Mistis, lukisan alegoris dari Lima Dinasti
Kuda Mistis - Lukisan di atas sutra (27,5 × 122 cm)
Adegan Pengadilan dari Periode Liao
Menunggu Pasangan Catur di Pegunungan
Lukisan di atas sutra (106,5 × 54 cm)

Munculnya Sekolah Regional

Disintegrasi politik mendorong perkembangan pusat seni regional. Di Nanjing, pelukis 徐熙Xú Xī merevolusi lukisan bunga-dan-burung (花鸟画huāniǎo huà) dengan gaya "bebas"nya (落墨luòmò), menggunakan tinta secara ekspresif pada sutra mentah. Secara bersamaan, 黄筌Huáng Quán di Chengdu menyempurnakan gaya "perhatian terhadap detail" (工笔gōngbǐ), mempengaruhi lukisan istana selama berabad-abad. Dikotomi gaya ini mengilustrasikan bagaimana fragmentasi teritorial merangsang keragaman kreatif.

Revolusi dalam Lukisan Lanskap

Jing Hao (荆浩Jīng Hào), aktif di pegunungan Shanxi, mengemukakan teori dalam Bifaji (笔法记Bǐfǎjì) tentang "enam prinsip lanskap", termasuk "tulang naga" yang terkenal (骨法gǔfǎ) yang membentuk massa batuan. Muridnya, Guan Tong (关仝Guān Tóng), meradikalisasi pendekatan ini dengan komposisi vertikal tebing curam. Di selatan, Dong Yuan (董源Dǒng Yuán) dan Juran (巨然Jùrán) mengembangkan lanskap horizontal berkabut menggunakan "noda tinta" (点苔diǎntái) untuk menunjukkan vegetasi yang subur.

Inovasi Teknis Utama

  • Percikan tinta (泼墨pōmò) untuk efek atmosfer
  • Pengembangan wash bergradasi (渲染xuànrǎn)
  • Penggunaan kuas kering yang ekspresif (渴笔kěbǐ)
  • Peningkatan format gulungan vertikal (立轴lìzhóu)

Lukisan Naratif dan Istana

Gu Hongzhong (顾闳中Gù Hóngzhōng) merevolusi lukisan naratif dengan Pesta Malam Han Xizai (韩熙载夜宴图Hán Xīzǎi yèyàn tú), menggambarkan dalam lima meter dekadensi seorang menteri melalui kontinuum ruang-waktu yang inovatif. Zhou Wenju (周文矩Zhōu Wénjǔ), pelukis resmi Tang Selatan, unggul dalam potret istana menggunakan "garis kawat bergetar" (战笔zhànbǐ) untuk mereproduksi tekstur kain. Karya-karya ini mendokumentasikan sekaligus mengkritik kebiasaan aristokrat.

Warisan Kekaisaran

Li Yu (李煜Lǐ Yù), kaisar terakhir Tang Selatan dan penyair terampil, mendirikan Akademi Hanlin (翰林图画院Hànlín túhuà yuàn) yang akan menjadi model bagi Akademi Song. Patronasenya mendorong sintesis antara puisi dan lukisan, menginisiasi tradisi 诗书画shī shū huà (trinitas puisi-kaligrafi-lukisan). Zhao Gan (赵干Zhào Gān), protege Li Yu, menghasilkan Gulungan Air Musim Semi yang terkenal, mengantisipasi realisme topografi Song.

Master Utama Lima Dinasti

Seniman Spesialisasi Kontribusi
李成Lǐ Chéng Lanskap Penemu "retak serat rami" untuk batu
郭忠恕Guō Zhōngshù Arsitektur Presisi matematis dalam representasi istana
石恪Shí Kè Figur Gaya ekspresionis pendahulu pelukis Chan
黄居寀Huáng Jūcǎi Bunga-burung Penyempurnaan realisme ornithologis

Transmisi dan Pengaruh

Seni Lima Dinasti merupakan jembatan penting antara klasisisme Tang dan zaman keemasan Song. Inovasi teknis seperti perspektif atmosferik (空气透视kōngqì tòushì) Dong Yuan mempengaruhi para master besar abad ke-11 seperti Fan Kuan. Penggunaan tinta yang ekspresif oleh Xu Xi menandai munculnya lukisan sastrawan (文人画wénrénhuà). Periode ini menunjukkan bagaimana kekacauan politik dapat secara paradoks menghasilkan kemajuan estetika besar, dengan seniman mengubah ketidakstabilan menjadi laboratorium kreatif.